MAKALAH TEOLOGI PERJANJIAN BARU 1 MENGENAL YESUS DALAM KITAB INJIL (MATIUS, MARKUS, LUKAS DAN YOHANES)
MAKALAH
TEOLOGI PERJANJIAN BARU 1
MENGENAL YESUS
DALAM KITAB INJIL
(MATIUS, MARKUS,
LUKAS DAN YOHANES)
Disusun
oleh:
Nama : Medianto Tangkela’bi
NIRM : 2020164790
Kelas : G Teologi
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN) TORAJA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, oleh karena berkat dan tuntunan-Nyalah sehingga penulis boleh
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Mengenal Yesus Dalam Kitab Injil”
dengan baik. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan atau menguraikan tentang
siapa Yesus itu menurut keempat kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes, namun sebelunya itu di dalam penulisan makalah ini penulis terlebih
dahulu menguraikan tentang istilah/kata Injil, dari asal kata/bahasa dengan
terjemahannya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin banyak di antara
kita yang sering mendengar kata/istilah Injil itu, tetapi kadang kita tidak
tahu arti dari kata Injil itu sendiri. Mungkin ketika kita mendengar kata Injil, pikiran kita
langsung menuju kepada keseluruhan isi Alkitab itu, padahal yang disebut Injil
hanyalah yang berupa kabar baik atau kabar sukacita yang datang dari Allah.
Oleh karena itulah penulis mencoba untuk merubah pola pikir tersebut dan
menjelaskan tentang arti Injil yang sesungguhnya itu. setelah penulis
menjelaskan tentang kata Injil tersebut barulah kemudian penulis akan
menjelaskan tentang siapa Yesus itu menurut masing-masing kitab Injil ini dan
bagaimana keempat kitab Injil ini memandang Yesus?
Di dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan
keterbatasan penulis, masih terdapat banyak kekurangan yang mungkin ditemui
oleh para pembaca sekalian. Entah dari segi kelengkapan materi, penggunaan tata
bahasa yang baku, atau dari segi penulisan. Oleh karena itu, penulis berharap
kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca sekalian, agar suatu saat
makalah ini boleh disusun dengan lebih baik lagi. harapan penulis bahwa dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca sekalian tentang
pengenalan akan Yesus menurut kitab-kitab Injil ini.
Mengendek,
26 Maret 2019
Medianto
Tangkela’bi
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ...................................................................................................................................................... i
Daftar
Isi ...................................................................................................................................................................... ii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ....................................................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ............................................................................................................................... 2
C.
Tujuan
Penulisan ................................................................................................................................. 2
BAB
2 ISI
A.
Yesus
Dalam Injil Matius ................................................................................................................ 3
B.
Yesus
Dalam Injil Markus ..............................................................................................................
C.
Yesus
Dalam Injil Lukas ..................................................................................................................
D.
Yesus
Dalam Injil Yohanes ...........................................................................................................
BAB
3 PENUTUP
A.
Kesimpulan
...............................................................................................................................................
B.
Saran
...............................................................................................................................................................
Daftar
Pustaka ........................................................................................................................................................ iii
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebelum
membahas lebih jauh tentang Yesus dalam kitab Injil, penulis terlebih dahulu
akan memaparkan tentang pengertian atau arti dari kata “Injil” itu sendiri.
Sebelumnya penulis tidak akan mulai membahas Injil dari kata/bahasa
Indonesianya. Kata Injil itu sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Arab, yang berarti kitab yang diberikan atau diturunkan oleh Allah kepada Yesus
binti Maryam. Dalam pemahaman Alquran, kata Injil, berarti suatu Wahyu dari
Allah atau suatu kitab yang diberikan Allah secara langsung kepada Yesus.
Istilah
“Injil” berasal dari bahasa Yunani “Euanggelion”,
yang secara umum dapat diartikan sebagai
kabar baik atau berita baik. Kata euanggelion
merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu: awalan kata “Eu” dan Aggelia. Kata eu artinya baik, sedangkan kata aggelia
artinya suatu berita. Dan orang yang memberitakan Injil itu disebut aggelos. Kata euanggelion ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Ingris dengan kata “Gospel”. Gospel dari dua kata yaitu God dan Spell (God-Story) yang
artinya Good News atau berita baik.[1]
Kata Injil yang berasal dari kata Anglo-Saxon berarti cerita tentang Allah.
dalam dunia Helenistis istilah Injil dihubungkan dengan pengumuman kemenangan
dalam pertempuran. Dalam kebudayaan purba, kata Injil dihubungkan dengan ibadah
dan perjamuan kepada kaisar (agama kekaisaran)[2].
Dalam Perjanjian Baru ada satu Injil, penulisnya empat orang. tiap penulis
menceritakan tentang hidup, perbuatan, dan ajaran Tuhan Yesus dengan caranya
masing-masing. Matius menekankan bahwa ajaran Yahudi, Perjanjian Lama, menunjuk
kepada Sang Mesias. Markus menekankan kekuasaan Yesus atas penderitaan orang.
Lukas menekankan bahwa Yesus adalah Mesias bagi semua bangsa. Yohanes membuka
latar belakang dari hidup Yesus Kristus. Tujuan dari penulis kitab Injil sama
yaitu agar pembaca, baik orang Yahudi (Matius) maupun orang bukan Yahudi
(Lukas) percaya kepada Yesus Kristus.[3]
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang penulis paparkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Siapa Yesus itu menurut Injil Matius?
2.
Siapa Yesus itu menurut Injil Markus?
3.
Siapa Yesus itu menurut Injil Lukas?
4.
Siapa Yesus itu menurut Injil Yohanes?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui Yesus itu menurut Injil Matius
2.
Untuk mengetahui Yesus
itu menurut Injil Markus
3.
Untuk mengetahui Yesus itu menurut Injil Lukas
4.
Untuk mengetahui Yesus itu menurut Injil Yohanes
BAB
2
ISI
A.
Yesus
Menurut Injil Matius
Injil matius ditulis dan disusun secara teratur. Misalnya bagian
pengjaran Tuhan Yesus dikelompokkan sedemikian rupa dalam satu bagian seperti
khotba di bukit, demikian juga dngan aktivis-aktivis-Nya dikelompokkan dalam
kelompok yang ssama seperti perumpamaan-perumpamaan. Selain itu Injil Matius
juga ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah mesias yang telah dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama[4].
Matius mengawali Injilnya dengan sebuah prolog yang merupakan rangkaian
beberapa peristiwa dan informasi yang disusun sebagai pengantar bagi
keseluruhan kisah mengenai Yesus. pernyataan “Buku silsilah Yesus Kristus, Anak
Daud, Anak Abraham”. Kata “silsilah” digunakan untuk menerjemahkan kata “genesis”
yang berarti asal usul. Dengan kata ini Matius mau menunjukkan bahwa apa yang
akan ditampilkan bukanlah sebuah kisah mengenai orang yang biasa-biasa saja.
1.
Yesus sebagai Guru
Di dalam kitab Matius juga Yesus
disapa dengan sebutan Guru atau Rabi sama
halnya dalam kitab Markus. Tetapi ada perbedaan dalam hal ini antara Markus dan
Matius. Dalam Matius para murid tidak pernah berkata kepada Yesus dengan
memakai kata guru. Hanya orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang
menggunakan kata Guru untuk menyebut nama Yesus (Kata guru diberikan oleh orang-orang yang memusuhi Yesus). Para
murid justru menyebut Yesus sebagai Tuhan (Kurios)
artinya penguasa, pemilik, penguasa. Dalam terjemahan PL kata kurios dipakai untuk mengganti nama diri
Allah Israel, yaitu JHWH, dalam terjemahan LAI: TUHAN. Kata inilah yang sering
kali keluar dari mulut mereka dengan penuh hormat. Dalam Matius 8:25, 17:4
murid menyebut Tuhan, sedangkan dalam Markus 4:38, 9:5 murid menyebut-Nya Guru.
Dalam keseluruhan kitab Markus Yesus tidak pernah disapa oleh para murid dengan
“Tuhan” dan dalam Lukas hanya satu kali, yaitu oleh Petrus dalam Lukas 5:8.
Jadi dalam hal ini Matius memperdengarkan
Yesus kepada kita siapa Yesus itu bagi Jemaat-Nya, yaitu kurios, penguasa yang
mutlak dan para murid mengantungkan diri sepenuhnya kepada Yesus.[5]
Fokus utama Injil Matius adalam memperkenalkan Yesus Kristus. Berikut penulis
paparkan tentang siapa Yesus dalam Injil Matius yaitu sebagai berikut:
2.
Yesus Sang Mesias
Matius mulai Injilnya dengan
mencantumkan silsilah Tuhan Yesus. Di sini Matius hendak menunjukkan kepada
para pembaca bahwa Yesus adalah Mesias
yang datang dari keturunan Yahudi (Mat. 1:1-17) Ia adalah Mesias yang datang untuk
menggenapi nubuatan PL (bdk. Mat. 1:22-23; 2:6), Mesias yang datang untuk
menyelamatkan umat manusia dari dosa (Mat. 1:21), yang kedatangan-Nya pertama
kali adalah untuk mencari bangsa Israel yang terhilang (Mat. 15:24).
3.
Yesus sebagai Tuhan
Dalam kitab Matius 7:22-23, Yesus
secara terang-terangan diperkenalkan sebagai Tuhan. Matius hendak menyatakan
bahwa Yesus adalah Tuhan yang berfirman, yang akan menghakimi dunia, dan
lain-lain. Matius juga melaporkan bagaimana Yesus dimuliakan di atas gunung dan
sebagaimana Yesus dengan sapaan Tuhan, maka Matius ingin agar pembacanya
mengenal Dia sebagai Tuhan yang berotoritas sebab dengan sebutan Yesus sebagai
Tuhan, Matius juga memperkenalkan realitas ke-Allah-an Yesus. Dia adalah Tuhan
yang harus dipercayai dan ditaati.
4.
Yesus sebagai Keturunan Daud
Yesus
disebut sebagai Kristus Anak Daud. Orang-orang Yahudi sudah dangat familiar
dengan sebutan tersebut. Kepada Daud, Allah telah menjanjikan bahwa Ia akan
menumbuhkan seorang anak dari keturunannya yang akan memerintah selama-lamanya
(2 Sam 7). Janji Allah kepada Daud ini menjadi dasar pengharapan mesianik dalam
tradisi Israel. Akan datang Sang Mesias utusan Allah. Karena itu Mesias di
dalam pemahaman Yahudi adalah Anak Daud.
Yesus adalah anak Abrahan yang
akar keyahudian-Nya menancap begitu dalam sampai pada bapa bangsa yang dengan
imannya yang kokoh mempercayakan diri kepaada Allah dan membuka babak baru
sejarah umat plihan. Gelar anak Abraham ini juga mengindikasikan terbukanya
umat Allah bagi segala bangsa.[6]
Dengan memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham, Matius hendak menunjukkan
bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham, bapa seluruh bangsa
Israel. Yang kepadanya diberikan janji berkat (Kej 12:2-3). Kemudian Matius
juga menghubungkan garis keturunan Yesus dengan Raja Daud dengan tujuan Matius
ingin memperkenalkan Yesus sebagai Raja Israel (bkd. Zakharia 9:9, Mat. 21:5).
Yesus adalah Raja yang ditinggikan dan duduk diatas tahkta kemuliaan-Nya (Mat.
25:31). Yesus adalah raja orang Yahudi (Mat. 2:2), Mesias (yang diurapi), Anak
Allah. Hal lain yang ditunjukkan Matius yang hendak menggambarkan Yesus sebagai
Raja adalah kedatangan orang-orang Majus untuk menyembah Yesus, di mana orang
Majus itu datang ke Yerusalem dengan melihat bintang. Dan bahwa pertanyaan
Orang Majus yang mengatakan bahwa seorang raja telah lahir merupakan pernyataan
yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja.
5.
Yesus sebagai Juruselamat
Sebelum Yesus dilahirkan,
Malaikat menyatakan kepada Maria bahwa nama yang akan diberikan kepada anaknya
nanti adalah Yesus. Nama Yesus sendiri adalah nama Yunani yang diambil dari
kata Joshua
yang dalam bahasa Ibrani kata itu berarti Allah penyelamat. Dari nama Yesus
jelas terlihat pribadi, misi dan pekerjaan apa yang akan dilakukan Yesus,
yaitu: bahwa Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat. 1:21).
Matius memperkenalkan Yesus sebagai Juruselamat dunia dan umat manusia yang
telah jatuh ke dalam dosa.
6.
Yesus sebagai Musa yang Baru
Dalam Injil Matius 2 disebutkan
bahwa Yusuf dan Maria membawa Yesus lari ke Mesir supaya Ia bebas dari
raja-raja Yahudi (Mat 2:13-23). Jika dibandingkan dengan kelahiran Musa, maka
ada beberapa persamaannya dengan kelahiran Yesus seperti: Ketika Musa lahir
terjadi pembunuhan bayi-bayi di Mesir sama ketika Yesus lahir, maka pembunuhan
bayi-bayi terjadi di Betlehem dengan melaporkan tentang peristiwa kelahiran
Yesus, Matius hendak menjelaskan kepada para pembaca bahwa Yesus adalah Musa
yang Baru. Leon Morris berkata bahwa Yesus diperkenalkan sebagai Musa yang baru dari gunung Sinai yang
Baru (1996:164).[7]
B.
Yesus
Menurut Injil Markus
Sangat
hiduplah gambaran tentang Yesus dalam Markus. Kita membaca di sini bahwa Yesus
sebagai satu-satunya penginjil Markus mengatakan bahwa Yesus menaruh kasih pada
orang kaya yang bertanya tentang cara memperoleh hidup yang kekal (Mrk. 10:21).
Dalam Markus 3:5 kita membaca bahwa Yesus berdukacita dan marah. Beberapa gelar dan sapaan diberikan kepada
Yesus. Orang menyapa Dia dengan sebutan Guru. Petrus mengaku bahwa Dialah
Mesias (kata Ibrani yang berarti yang diurapi; orang yang akan menjadi
juruselamat umatnya. Dalam PB mesias ibrani ini menjadi Kristus (Yun: Christos)
tetapi petunjuk kepada Yesus sebagai mesias sangat jarang terdapat dalam
Injil-Injil Sinoptik)[8].
Istilah guru dan mesias memang diketahui orang yahudi, juga sebelum nama ini
diberi kepada Yesus. pada awalnya baiklah kita melihat bahwa nama dari Yesus
sebagai sapaan cumin muncul tiga kali. Dua kali Yesus disapa dengan nama diri
oleh roh jahat, dalam 1:24 “hai Yesus,
orang Nazaret”, dalam 5:7 “hai Yesus, Anak Allah yang mahatinggi” dan yang ketiga
dalam 10:57 “Yesus, Anak Daud” oleh Bartimeus, seorang pengemis yang buta. Kita
meneruskan dengan sapaan yang umum dipakai oang Yahudi secara umum, yaitu Guru.
Yesus disapa sebagai guru, yang berarti guru hukum taurat. Dengan sapaan ini
Yesus sebagai seorang yang mengenal dan mengajarkan kehendak Allah. Yesus pun
dapat disebut Anak Daud, sebab Dialah mesias, tetapi, Yesus secara khusus
sesudah kebangkitan-Nya, melebih anak Daud, Ia adalah Tuan bagi Daud.[9]
Yang
menjadi sentral utama pemberitaan Injil dalam kitab Markus adalah Yesus. Kitab
markus dimulai dengan kata-kata: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Anak
Allah (Mrk. 1:1)”. Kata Injil yang dimaksud di sini adalah kabar baik mengenai
apa yng dikatakan dan diperbuat Yesus; apa yang diajarkan dan yang dikerjakan
Yesus. Markus memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan juga sebagai manusia
yang datang dalam kerendahan. Sebagai Anak Allah yang berkuasa: Ia berkuasa
atas roh-roh (Mrk. 5:1-20), berkuasa atas kematian di mana Yesus membangkitkan
putrid Yairus (Mrk. 21-43). Yesus yang sering disebut dengan gelar “Anak
Manusia” yang berkuasa mengampuni dosa (Mrk. 2:10; 18) dan yang adalah Tuhan
atas hari Sabat (Mrk. 2:28). Beberapa pandangan atau gambaran Yesus yang
disampaikan menurut Injil Markus, yaitu sebagai berikut:
1.
Yesus
Sang Manusia
Dalam
Injil Markus para membaca menemukan bahwa Yesus datang sebagai manusia. Ia
datang dalam kerendahan dan menjadi hamba. Sebagai manusia Ia mengalami
pencobaan dari Iblis (Mrk 1:12). Ia disebut sebagai seorang tukang kayu, anak
Maria, saudara Yakobus, Yudas dan Simon (Mrk 6:3). Markus tidak hanya
menyatakan siapa Yesus melainkan juga menekankan bagaimana perasaan Yesus
sebagai manusia. Contohnya: Ia merasa marah (Mrk 3:5, 10:14); tergerak hati-Nya
oleh karena belas kasihan (Mrk 1:4, 10:21); Yesus heran (Mrk 6:6); mengeluh
(Mrk 8:12) dan merasa takut dan gentar (Mrk 14:33). Markus juga menonjolkan
kemanusiaan Yesus dengan melaporkan tentang keterbatasan Yesus sebagai manusia.
Contohnya: Yesus tidak dapat terang-terangan masuk ke dalam kota (Mrk 1:45) ;
Yesus menanyakan nama orang yang kerasukan setan (Mrk 5:9); Ia juga bertanya
siapa yang menjama jubah-Nya (Mrk 5:30); bertanya tentang jumlah roti yang ada
pada murid-mirid-Nya (Mrk 6:38), dan lain sebagainya. Markus juga memberikan
catatan bagaimana para murid memanggil Yesus dengan sebutan Guru, bukan Tuhan
sebagaimana yang dilaporkan juga dalam Injil lain (Mrk. 4:38; 5:35; 9:17; 9:38;
10:17; 20; 12:14; 12:19 ). Yesus
tidak secara langsung mengatakan bahwa Dialah mesias, atau Akulah Allah. Tetapi
dari sabda-sabda-Nya seperti termuat dalam kitab Injil jelas Ia berbicara
tentang diri-Nya sebagai Anak Manusia. Perkataan Anak manusia secar khusus
muncul dalam bagian kedua Markus, yaitu dalam bagian sesudah pengakuan Petrus
(2:10, 28; 8:31; 9:10, 12, 10:33). [10]
2.
Yesus,
Anak Allah
Dari semula iman Kristen
selalu mengaku Yesus sebagai “Anak Allah”. orang-orang yang berbahasa Yunani
sering memakai istilah ini untuk menyebut tokoh pahlawan. Dalam Perjanjian Lama
pun Bangsa Israel disebut anak Allah (Hosea 11:1) Raja-raja Israel, teristimewah
mereka yang merupakan keturunan Daud deberi gelar itu. Tetapi jelas sekali
dalam kitab-kitab Injil itilah “Anak Allah” dipakai untuk menyatakan apa yang
dikatakan Yesus mengenai hubungan-Nya yang istimewah dengan Allah sendiri. Yesus
sangat sadar akan hubungan rohani yang erat dengan Allag sebagai Bapa-Nya.[11]
Markus dalam Injil yang
ditulisnya menyebut Yesus sebagai Anak Allah. Markus sendiri menyebut Yesus
sebagai Anak Allah (Mrk. 1:1), menurut Markus, ketika Yesus dibaptis dan
dimuliakan, Allah sendiri yang memproklamirkan bahwa Yesus Anak Allah (Mrk.
1:11; 9:7). Selain itu Markus juga menyebutkan bahwa setan-setan pun mengakui
bahwa Yesus adalah Anak Allah (Mrk. 3:11; 5:7); dan pasukan yang mengawal Yesus
ketika Yesus disalib (Mrk. 15:39).
3.
Yesus
Tuhan
Dalam Injil Markus kita
menemukan bagaimana Markus memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan. Pertama: melalui
Yohanes Pembaptis (Mrk. 1:3). Kedua:, memalui perkataan Yesus sendiri (Mrk.
2:28; 5:19; 11:3; 12:29; 12:36; 13:20). Ketiga: oleh perempuan Siro Fenisia,
yang anaknya kerasukan roh jahat (Mrk. 7:280) dan para murid Yesus (Mrk.
14:19).
4.
Mesias
Anak Allah
Markus meniru pola yang
digunakan Yesus untuk menunjukakan ke-Mesiasan-Nya yaitu mendeklarasikan
ke-Mesiasan-Nya secara perlahan-lahan. Menurut Injil Markus, Yesus sendiri
melaporkan ke-Mesiasan-Nya dengan cara hati-hati yaitu menyatakan Mesias-Nya
melalui perbuatan dan pengajaran Yesus yang penuh kuasa. Contoh: Markus
menyebut bagaimana orang Kapernaum kagum dengan pengajaran Yesus karena Yesus
mengajar dengan kuasa, bahkan roh-roh jahat disebutkan takluk kepada-Nya (Mrk.
1:21-28); semua orang yang melihat perbuatan Yesus disebut takjub (Mrk.
2:11-12); Yesus mengajar drng penuh hikmat dan kuasa (Mrk. 6:2-3). Cara kedua
adalah bagaimana Yesus mendeklarasikan ke-Mesiasan-Nya setelah para murid
mengenal-Nya dan hati mereka telah siap (Mrk. 8:31). Yesus sendiri
mwndeklarasikan ke-Mesiasan-Nya secara terang-terangan ketika Ia memasuki
Yerusalem (Mrk. 11:1-11).
5.
Yesus
adalah Hamba
Jika Injil Markus diteliti dengan seksama (Mrk. 1:22, 27;
2:10; 3:15; 6:7; 11:27-33; 13:34), maka kita aka menemukan bahwa Yesus sebagai
Hamba Allah adalah orang yang penuh kuasa. Dia berkuasa atas roh jahat juga
mengampuni dosa serta mengadakan banyak mujizat. Hal ini ditekankan oleh Markus
tentang perbuatan-perbuatan Yesus karena hendak melukiskan bahwa Yesus datang
sebagai hamba yang bekerja.[12]
C.
Yesus
Menurut Injil Lukas
Ciri
khas dari Injil Lukas adalah kitabnya yang panjang. Injil ini adalah Injil yang
terpanjang di antara ketiga Injil Sinoptik. Injil ini adalah yang terlengkap
catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan Yesus sejak menjelang
kelahiran-Nya sampai kenaikkan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang dalam
Perjanjian baru. Ciri khas lainnya adalah Lukas menekankan cakupan universal
dari Injil-bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang, baik
orang Yahudi maupun non Yahudi. Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini
adalah “Anak Manusia”. Jika dibandingkan dengan kedua
Injil lainnya, maka kitab Injil Lukas memberitakan informasi yang lebih lengkap
tentang permulaan kehidupan dan pelayanan Yesus. Kitab Lukas banyak mencatat
tentang perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan Yesus. Dengan mencantumkan
bahwa Yesus adalah anak Adam, Lukas hendak menyatakan tentang kemanusiaan Yesus
dan menyatakan bahwa kedatangan Yesus sebagai manusia, maka keselamatan berlaku
untuk semua orang atau bangsa-bangsa di luar
Israel.[13]
Berikut
penulis akan paparkan siapa Yesus itu menurut Injil Lukas, yaitu:
1.
Yesus
Juruselamat Umat Manusia
Kabar
baik tentang berita keselamatan merupakan inti dari berita Injil Lukas. Melalui
Injil Lukas ini kita dapat memahami bahwa dalam Yesus Kristus, Allah telah
datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan keadaan yang miskin, tertawan,
terbelenggu oleh karena dosa. Oleh karena itulah Lukas memberitakan bahwa Yesus
adalah Juruselamat (Luk. 1:47), Dia datang menyelamatkan manusia dari dosa
(Luk. 2:11-3:16), mencari dan menyelamatkan yang terhilang (Luk. 19:9-10).
Keselamatan itu datang dari iman kepada Yesus Kristus (Luk. 7:50) dan
keselamatan itu telah tersedia sekarang juga bagi siapa pun yang percaya (Luk. 4:21-19:9). Kabar baik bukanlah sebuah
mitos, melainkan sebuah fakta yang telah terbukti dalam sejarah. Keyakinan bahwa
keselamatan hanya ditemukan di dalam Yesus Kristus dibuktikan melalui
penjelasan tentang kehidupan dan pelayanan Yesus. Kehidupan-Nya telah
dibuktikan secara historis (Luk 1:1-4), telah dinubuatkan oleh para nabi dalam
Perjanjian Lama beberapa ratus tahun sebelumnya (Luk. 3:23-38). Kehidupan dan
pelayanan Yesus telah disaksikan oleh banyak orang, misalnya: Kelahiran-Nya
disaksikan oleh malaikat dan para gembala (Luk. 2). Dalam baptisan-Nya, Allah
menyatakan Dia sebagai Anak-Nya (Luk. 3:22), mujizat-Nya (Luk. 4:36; 7:16);
Kematian-Nya (Luk 23: 39-49); Kebangkitan-Nya (Luk. 24:1-49)
2.
Yesus
sebagai Nabi
Dalam
Injil Lukas dijelaskan bahwa Yesus adalah nabi besar (Luk. 7:16); seorang nabi
yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatan (Luk. 24:19); Nabi Musa yang baru
(bdk. Kis. 3:22-23; 7:37). Yesus sendiri disebut Nabi (Luk. 24:19). Menurut
pengharapan orang Yahudi akan muncul seorang nabi yang bertugas merintis jalan
Mesias (bdk. Ul. 18:15; 18).
3.
Yesus
sebagai Hamba Allah
Dalam Injil yang dirulis
oleh Lukas dilaporkan bahwa Yesus datang sebagai utusan Allah. Yesus datang sebagai penggenapan
nubuatan para nabi seperti Yesaya menubuatkan bahwa Yesus adalah seorang yang
diurapi dan diutus untuk melayani, Dia datang untuk membebaskan mereka yang
tertawan dan untuk menyampaikan kabar sukacita kepada orang miskin (Luk. 4:18;
Yes. 6:1, bdk. Yes. 45-53).
Pokok lain yang
sentral dalam Injil Likas adalah bahwa Kerajaan Allah telah tiba dan Kerajaan
itu dinyatakan melalui perbuatan, pemberitaan dan pengajaran Yesus (Luk. 4:31;
8:1). Lukas juga menekankan bahwa Kerajaan Allah itu kekal (Luk. 1:33),
diberikan kepada orang-orang miskin (Luk. 6:20). Oleh sebab itu Kerajaan itu
harus diberitakan oleh para murid kepada semua orang (Luk. 9:2, 11). [14]
D.
Yesus
Menurut Injl Yohanes
Prolog Yohanes 1 ini berfungsi sebagi
pengantar untuk masuk ke dalam keseluruhan Injil. Prolog inni berwujud sebuah
himne yang membingkai gagasan Yohanes tentang Yesus.
1.
Yesus adalah Firman yang adalah Allah
(ayat 1).
Pada ayat 1-2, penginjil berbicara tentang
personalisasi Firman ilahi. Firman itu bersama-sama dengan Allah, itu berarti
bahwa Ia dekat dengan Allah atau berorientasi pada Allah.Firman itu tidak hanya
dekat dengan Allah, tetapi Firman itu adalah Allah sendiri.[15]
2.
Yesus
Sebagai Anak Domba Allah
Sebutan Anak Domba Allah hanya dipakai
dalam ayat 1:29 dan dalam Yohanes 1:36. Istilah Yunani yang dipakai untuk kata
Anak domba hanya diapakai dalam Kis. 8:32 dan 1 Pet 1:19. Ungkapan Anak Domba
Allah hanya dipakai dalam Yohanes 1:29 dan ayat 36. Ada beberapa kemungkinan
latar belakang ungkapan Yohanes Pembaptis tentang Anak Domba Allah ini. Namun,
makna dari ungkapan Yohanes ini jelas, yaitu bahwa Yesus akan menjadi kurban
seperti binatang-binatang yang dikorbankan di Bait Allah, dan akan menyediakan
pengampunan dosa bagi umat manusia.[16]
Anak Domab menjadi figure eskatologis yang datang pada akhir zaman.
Adakantetapi persoalannya adalah apakah Yesus Anak Domba Allah yang menanggung
dosa dunia ataukah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia? Injil Yohanes
dengan tegas mengatakan bahwa Anak Domba Allah itu datang menghapus dosa dunia.
Yohanes tidak menampilkan Yesus sebagai anak domba yang dikorbankan sebagai
silih atas dosa dunia. Oleh karena itu seperti dikatakan oleh para kritikus
seperti C.H. Dodd, R.E. Brown, gelar Anak Domba Allah menunjuk pada kuasa yang
dimiliki Yesus untuk meenghapus dosa dunia.
3.
Yesus
Sungguh Manusia, Sungguh Allah
Perguruan Antiokhia, yang terkenal
karena metode ilmiah yang mereka pakai dalam menyelidiki Kitab Suci, terarah
kepada apa yang bersifat historis.menolak alegori dan menekankan pada
keberadaan Yesus sebagai Manusia di bumi. Penganut mazhab Antiokhia mau menjaga
agar baik yang ilahi maupun yang insane historis pada Yesus diperhatikan.
Kesatuan dari kedua sifat ini dilukiskan sebagai kesatuan moral, kesatuan
kehendak. Sebaliknya, perguaruan Aleksandria, inkarnasi lebih dipikirkan
menurut pola Yohanes 1:14 (Logos itu
telah menjadi manusia/daging) dari pada menurut pola Filipi 2:7 (mengosongkan
diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi manusia). di kalangan
Aleksandria unsure ilahi dalam Kristus lebih ditekankan sehingga unsure insane
cenderung diabaikan. Penjelmaan dilukiskan sebagai perubahan ke-Tuhan-an ke
dalam kodrad manusiawi. Akan tetapi, karena Allah demi hakikat-Nya tak dapat
berubah maka penjelmaan itu hanya berlangsung begitu rupa sehingga kodrad
insane diubah menjadi kodrad ilahi. Dengan kata lain kesatuan dari ke-Tuhan-an
dan kemanusiaan Yesus tidak hanya terletak dalam bertindak dan berkehendak,
tetapi dalam substansi itu sendiri. Terdapat kesatuan antara kodrad dan
substansi.[17]
BAB 3 PENUTUP
A.
Kesimpulan
Injil adalah Istilah
“Injil” berasal dari bahasa Yunani “Euanggelion”,
yang secara umum dapat diartikan sebagai
kabar baik atau berita baik. Kata euanggelion
merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu: awalan kata “Eu” dan Aggelia. Kata eu artinya baik, sedangkan kata aggelia
artinya suatu berita.
Menurut
Injil Matius, Yesus itu adalah Guru; Yesus sebagai Sang Mesias; sebagai Tuhan,
sebagai keturunan Daud; sebagai Juruselamat; dan sebagai Musa yang baru.
Menurut
Injil Markus, Yesus itu adalah Manusia; Yesus itu Anak Allah; Yesus itu Tuhan;
Mesias Anak Allah; dan Yesus itu adalah hamba.
Menurut
Injil Lukas Yesus itu adalah Juruselamat umat manusia; Yesus sebagai nabi; dan
Yesus sebagai hamaba Allah.
Menurut
Injil Yohanes, Yesus itu adalah manusia dan juga sekaligus Allah
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
Marulak Pasarimbu, Eksposisi Injil
Sinoptik (Malang: Gandum Mas, 2005), hlm. 13-14
[2] Selvester M. Tacoy, Kamus Pintar Alkitab, (Bandung: Kalam Hidup, 2012), hlm. 149
[3]
R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2011), hlm. 38
[4] Marulak
Pasarimbu, Eksposisi Injil Sinoptik,
(Malang: Gandum Mas, 2005), hlm. 143
[5] B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2016), hlm. 217-219
[6]
Eko Riyadi, Matius: Sungguh, Ia ini
adalah Anak Allah, (Yokyakart: Kanisius, 2011), hlm. 40
[8]
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab: Panduan
Dasar ke Dalam Kitab-kitab, Tema, Tempat, Tokoh dan Istilah-istilah Alkitabiah,
(Jakarta: Gunung Mulia, 2008) hlm. 267
[9]
B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar,
(Jakarta: Gunung Mulia, 2016), hlm. 135-138
[11]
John Drane, Memahami Perjanjian Baru:
Pengantar Historis – Teologis, (Jakarta: Gunung Mulia, 2016), hlm. 81
[13]
Marulak
Pasarimbu, , hlm. 175
[14]
Marulak
Pasarimbu, hlm. 173-175
[15]
Eko Riyadi, Yohanes: Firman Menjadi
Manusia, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 53 & 57
[16]
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes, (Yogyakarta:
ANDI, 1999), hlm. 65-66
[17]
Nico Syukur Dister, OFM, Teologi Sistematika
1, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 203-205
Komentar
Posting Komentar